Dalam kehidupan, kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang nantinya menentukan arah hidup kita. Diantaranya adalah pilihan untuk mengasihi Tuhan. Pada kesempatan ini saya rindu untuk membahas Mazmur 97:10. Beberapa waktu lalu saya bermeditasi (ber-saat teduh) dengan Tuhan, saya membaca Mazmur 97. Saat membaca dan merenungkan bagian ini, ayat ke-10 ini Popped up di pikiran saya, menjadi ayat emas bagi saya di hari itu.
![]() |
Ilustrasi: Membaca Alkitab | Microsoft Copilot Designer |
Memahami Mazmur 97:10
1. "Hai Orang-Orang Yang Mengasihi TUHAN, Bencilah Kejahatan!"
Mazmur 10:97, "Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, Bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik." Perlu diingat bahwa kata-kata dalam Alkitab memiliki nuansa yang kaya dan kompleks. Ketika disebutkan "mengasihi" (dalam bahasa Inggris biasanya diterjemahkan menjadi 'love'), itu tidak hanya berarti rasa kasih sayang sentimental saja; namun juga mencakup kesetiaan, hormat, dan dedikasi total terhadap Allah.
Jadi, ketika Firman Tuhan berkata "hai orang-orang yang mengasihi TUHAN", IA sedang berbicara kepada mereka yang sungguh-sungguh mencintai Allah dengan cara yang utuh dan tak terbatas — baik dalam ibadahnya maupun cara dia perilaku sehari-hari.
2. Makna Perintah Untuk Membenci Kejahatan Dalam Konteks Iman Kristen.
Orang Kristen harus membenci kejahatan! Ini prinsip, instruksi ini spesifik dalam arti bahwa kita bukan hanya sekadar menghindari perbuatan jahat, tetapi juga harus berusaha menjaga hati dan pikiran dari dosa. Dengan demikian, kita sebagai orang percaya harus secara aktif berusaha untuk hidup kudus menjaga diri kita agar tidak jatuh dan melakukan kejahatan (dosa).
Dengan demikian, ketika kita mengucapkan "Ya Tuhan!" dalam doa-doa kita, kita juga harus siap untuk mengimplementasikan keyakinan kita dalam setiap langkah hidup kita. Hidup Kekristenan bukan cuma ritual formal tapi juga merupakan respons nyata terhadap panggilan-Nya untuk menjadi contoh sempurna bagi dunia. — "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48)
Mengapa Harus Membenci Kejahatan?
1. Ada Konsekuensi Dari Kejahatan Dalam Hidup Sehari-Hari
Kejahatan tidak hanya berdampak pada korban langsungnya, tetapi juga memiliki efek domino dalam kehidupan sosial. Berikut beberapa contoh konsekuensinya:
Masalah dalam Hubungan: Kejahatan seperti pemerkosaan, pelecehan seksual, dan bullying dapat merusak hubungan interpersonal dan psikologis individu. Korban mungkin merasa tidak aman, kurang percaya diri, dan sulit membangun ikatan yang sehat dengan orang lain.
Menimbulkan Stres Dan Trauma: Pengalaman buruk akibat kejahatan dapat menyebabkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) yang berkepanjangan. Hal ini dapat mempengaruhi keseimbangan mental dan fisik seseorang, bahkan bisa berdampak ke generasi berikutnya.
Merugikan Komunitas: Aktivitas ilegal seperti pencurian, penipuan, dan penyebaran berita palsu atau hoax dapat memperburuk tingkat kepercayaan umum dan stabilitas sosial. Mereka yang terlibat dalam kegiatan semacam itu sering kali memiliki reputasi buruk di mata publik.
Memperlambat Pembangunan: Negara-negara yang rentan terhadap korupsi dan kejahatan sering kali mengalami kemunduran dalam bidang ekonomi dan infrastruktur. Dana yang dialokasikan untuk proyek-proyek besar malahan digunakan untuk keuntungan pribadi atau organisasi kriminal.
Dengan demikian, membenci kejahatan bukan hanya tentang mengecam perilaku negatif; melainkan juga tentang mempromosikan lingkungan yang lebih aman dan sejahtera bagi semua orang.
2. Membenci Kejahatan: Kewajiban Kita Sebagai Pengikut Kristus
Sebagai orang percaya yang telah dimenangkan dari dosa melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan menjauhi segala bentuk kejahatan. Dalam hal ini, kita diingatkan untuk "mengusahakan keselamatan" kita dengan sungguh-sungguh, sebagaimana diajarkan oleh Rasul Paulus (Filipi 2:12). Berikut adalah beberapa poin penting yang menjadikan membenci kejahatan sebagai lifestyle bagi orang percaya:
Cinta Terhadap Tuhan dan Ketaatan kepada Perintah-Nya: Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi (Matius 22:37-38). Kecintaan ini mendorong kita untuk menjauhi kejahatan, karena kejahatan bertentangan dengan karakter dan kehendak Tuhan. Dalam Amsal 8:13, kita diajarkan bahwa "membenci kejahatan" adalah bagian dari kebijaksanaan. Dengan membenci kejahatan, kita menunjukkan ketaatan kepada perintah-Nya dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang Dia ajarkan.
Perlindungan Diri: Membenci kejahatan juga merupakan tindakan bijaksana untuk melindungi diri kita dari dampak negatif yang dapat merusak hidup kita. Dalam 1 Korintus 15:33, kita diingatkan bahwa "pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik." Dengan menjauhi situasi atau lingkungan yang berpotensi membawa kejahatan, kita menjaga kesehatan mental dan spiritual kita. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan pengakuan akan pentingnya menjaga diri dalam kebenaran Tuhan.
Transformasi Berkelanjutan: Membenci kejahatan adalah bagian dari proses transformasi yang terus-menerus dalam hidup orang percaya. Dalam Roma 12:2, kita diajarkan untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi untuk mengalami pembaruan pikiran agar dapat membedakan mana yang baik, yang berkenan kepada Tuhan, dan yang sempurna. Dengan terus belajar dan bertumbuh dalam iman, kita semakin dekat dengan visi ideal kehidupan yang penuh kasih, saleh, dan damai sejahtera.
Membenci kejahatan bukan hanya reaksi terhadap hal negatif, tetapi merupakan respons yang logis dan alkitabiah bagi setiap orang yang ingin hidup sesuai dengan kehendak Allah. Ini adalah panggilan untuk mengasihi Tuhan dan menjalani kehidupan yang mencerminkan kasih-Nya dalam setiap aspek hidup kita.
Perlindungan Tuhan Bagi Yang Mengasihi-Nya
1. "Dia, Yang Memelihara Nyawa Orang-Orang Yang Dikasihi-Nya"
Mazmur 97:10 tidak hanya berisi perintah untuk membenci kejahatan, tetapi juga memberikan janji perlindungan. Bagian keduanya berbunyi: "Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya." Ini menunjukkan betapa besarnya kasih karunia Tuhan terhadap mereka yang setia kepada-Nya.
Kata "memelihara" (pelihara) dalam bahasa Ibrani שָׁמַר (shamar), memiliki konotasi yang kuat tentang perlindungan dan penyelamat. Tuhan tidak hanya hadir dalam kehidupan mereka; Dia juga secara aktif melindungi mereka dari bahaya dan ancaman. Janji ini bukan hanya terbatas pada masa kini, tetapi juga berlaku sepanjang waktu. Meskipun kita mungkin mengalami kesulitan dan ujian, Tuhan senantiasa berdiri di samping kita, menyertai kita.
2. Contoh Nyata yang bisa ditemukan di Alkitab Tentang Bagaimana Tuhan Melindungi Orang-Orang Yang Setia Kepada Tuhan
Ulangan 31:6: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."
Ulangan 31:8: "Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."
Perlindungan Konstan: Kedua ayat di atas menekankan bahwa Tuhan akan selalu bersama-sama dengan orang-orang yang setia kepada-Nya. Ia tidak akan membiarkannya sendirian dalam menghadapi tantangan apapun. Hal ini memberikan kepastian dan keamanan spiritual bagi mereka yang percaya.
Daniel 3:16-18: (3:16) Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. (3:17) Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; (3:18) tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Kesetiaan dalam Api: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menunjukkan kesetiaan yang luar biasa kepada Tuhan bahkan dalam situasi yang paling ekstrem—dilempar ke dalam api pembakaran. Mereka percaya bahwa Tuhan akan melindungi mereka, dan benar saja, mereka keluar dari api tanpa cedera apa pun. Ini menunjukkan betapa kuatnya iman mereka dan perlindungan Tuhan atas mereka.
Yesaya 41:10: "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan."
Kemurahan dan Kuasa: Ayat ini menegaskan bahwa Tuhan akan selalu ada bersama dengan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Ia akan meneguhkan hati mereka dan melindungi mereka dari segala ancaman. Kemurahan Tuhan ditunjukkan oleh janji-Nya untuk selalu mendampingi dan menjaga orang-orang setia-Nya.
2 Tesalonika 3:3: “Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.”
Setia dan Pelindung: Ayat ini menekankan kepercayaan bahwa Tuhan adalah setia dan akan selalu menguatkan hati orang-orang yang percaya kepada-Nya serta melindungi mereka dari segala gangguan negatif. Hal ini memberikan kepastian akan perlindungan Tuhan atas mereka yang setia.
Mazmur 23:4: "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."
Harapan dalam gelap: Daud, dalam mazmur ini menunjukkan kepercayaannya bahwa Tuhan akan selalu bersamanya bahkan dalam situasi yang paling gelap. Ia percaya bahwa Tuhan akan menjaganya dan melindungi dia dari malapetaka apa pun.
Mazmur 138:7: "Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku."
Perlindungan dalam Kesulitan: Daud menekankan bahwa ketika ia berada dalam situasi sulit, Tuhan akan mempertahankannya dan melindunginya dari ancaman musuh. Ini menunjukkan betapa kuatnya perlindungan Tuhan atas orang yang percaya kepada-Nya.
Di sini kita melihat bagaimana perlindungan dan penyertaan Tuhan bagi orang-orang yang setia kepada-Nya. Firman Tuhan itu ya dan amin, percaya saja.
Tantangan Untuk Membenci Kejahatan
Tentu tidaklah mudah untuk kita bisa membenci kejahatan. Tapi sulit bukan berarti tidak bisa, dewasa ini kita menghadapi berbagai bentuk kejahatan yang cukup kompleks. Beberapa contoh yang signifikan antara lain:
Medsos: media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook, atau X, sering kali digunakan untuk menyebarkan informasi palsu, propaganda, dan judol. Hal ini dapat memicu depresi dan gangguan mental lainnya.
Pop culture: Musik, film, dan acara televisi sering kali mengandung elemen-elemen yang tidak pantas atau berbahaya. Misalnya, lagu-lagu yang mengandung kalimat-kalimat provokatif atau video-video yang menampilkan perilaku tidak sopan.
Internet: Dengan internet, orang-orang bisa melakukan cyberbullying, phishing, dan hacking, ini juga merupakan ancaman serius bagi privasi dan keamanan online.
Lingkungan sosial: Lingkungan sekitar juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Teman sebaya yang memiliki pola perilaku buruk dapat mempengaruhi anak remaja untuk melakukan hal yang sama.
Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut di atas, sangat penting bagi untuk kita mengenali dan menjauhinya. Berikut beberapa tips yang dapat membantu:
Selalu Waspadai Informasi Baru: Saat pertama kali melihat postingan atau informasi baru di media sosial, cobalah untuk memeriksanya dahulu apakah benar atau tidak. Jangan gegabah dalam percaya informasi tanpa verifikasi.
Memilih konten: Pastikan konten yang kita lihat atau simpan di platform-media sosial tersebut memiliki nilai edukatif atau inspiratif. Hindari konten-konten negatif yang akan berdampak buruk nantinya.
Terbuka untuk mengungkapkan perasaan: Jika kamu merasa tersinggung atau terganggu oleh interaksi online, jangan ragu untuk membicarakannya dengan orang lain yang kamu percaya tentang masalah tersebut. Mereka dapat memberikan nasihat yang tepat dan dukungan yang dibutuhkan.
Dengan demikian, kita dapat lebih siap menghadapi berbagai bentuk kejahatan yang ada. Dengan kesadaran yang lebih tinggi dan strategi yang tepat, maka kita dapat menjaga kesehatan mental dan fisik kita serta tetap menjadi individu yang positif dan berdaya guna dalam masyarakat.
Selain beberapa cara di atas, tentu sebagai orang percaya kita harus memohon pertolongan Tuhan. Kita harus membangun relasi yang intim dengan Tuhan dengan cara menyediakan waktu untuk ber-saat teduh. Saat kita melakukan saat teduh, kita berdoa dan membaca Firman Tuhan, niscaya Tuhan akan menyingkapkan berbagai hal yang baik untuk kehidupan kita. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bagaimana Tuhan memberikan perlindugan kepada orang-orang yang setia kepada Tuhan.
Penutup
Mengasihi Tuhan bukan hanya sekadar perasaan, tetapi juga tindakan nyata yang tercermin dalam sikap keseharian kita. Mazmur 97:10 menekankan untuk orang percaya membenci kejahatan, sebagai wujud cinta kita kepada Tuhan, yaitu melakukan kehendak-Nya. Kita telah mengidentifikasi berbagai bentuk kejahatan, seperti pengaruh negatif dari media sosial dan pop culture. Kejahatan ini dapat merusak kesehatan mental dan hubungan sosial kita. Ingatlah bahwa Tuhan akan memberikan perlindungan dan kemampuan kepada orang-orang yang mengasihi-Nya. Dari contoh-contoh di atas, kita dapat melihat bagaimana Tuhan menjaga dan melindungi umat-Nya dari bahaya. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca konten ini sampai selesai, sampai ketemu lagi pada konten-konten selanjutnya. Dan terakhir, sediakanlah waktu, secara intensional untuk ber-saat teduh dengan Tuhan. GOD bless you 😇🙏
⎻ Konten ini sebagian dikembangkan oleh Ai (Perplexity.ai) dan telah melalui proses editing oleh CXFranklin.
Tidak ada komentar